FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    09 08-2018

    3862

    Pengembangan Start-up Butuh SDM Mumpuni

    Kategori Sorotan Media | daon001

    Sebuah studi menyebutkan bahwa pengembangan ekosistem bisnis rintisan berbasis teknologi (start-up) di Indonesia membutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) yang memadai dan mumpuni. Apalagi, Indonesia dinilai cukup lambat dalam pengembangan dan menangkap potensi pertumbuhan start-up yang diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi masa depan.

    Hal tersebut merupakan sebagian dari laporan Berkarya Institute, sebuah wadah (think tank) tentang inovasi yang terdiri atas para pemikir, praktisi industri, dan akademisi, bekerja sama dengan Natio Cultus, suatu perusahaan konsultan strategi bisnis. Keduanya membuat laporan pertamanya tentang ekosistem startup di Indonesia.

    Laporan dua lembaga tersebut menyoroti potensi ekosistem start-up yang sedang dibangun di Indonesia dan mengidentifikasi bakat sebagai sumber kunci yang membutuhkan perhatian segera. Indonesia pun dinilainya sudah terlambat untuk mengikuti tren (bandwagon) bisnis global. Sebab, ekosistem start-up telah mengalami percepatan dan berada di garda depan dalam hal adopsi digital, penetrasi internet, ecommerce, fintech. dan lainnya

    "Meningkatnya urgensi modal sumber daya manusia serta pembelajaran yang berkaitan dengan hal tersebut, kemudian memunculkan adanya kebutuhan yang amat besar terhadap informasi mengenai distribusi pengetahuan. Keterampilan, dan karakteristik yang dibutuhkan untuk berpartisipasi penuh dalam apa yang disebut sebagai masyarakat industri digital," kata Ilham Habibie, ketua Berkarya Institute, dalam keterangannya. Rabu (8/8).

    Menurut dia, dalam dunia ekonomi yang berorientasi pada inovasi dan start-up saat ini, para pembuat kebijakan tidak hanya dituntut semakin peduli terhadap tingkat keterampilan literasi tradisional yang dimiliki oleh populasi. Tetapi, yang tak kalah juga semakin pentingnya modal SDM serta perluasan kemampuan yang dibutuhkan untuk mempertahankan produktivitas dan kohesi sosial.

    "Perkembangan teknologi dan telekomunikasi ditambah dengan energi masyarakat kita memungkinkan Indonesia untuk melompat dan memimpin di antara negara-negara kaya di masa mendatang," ujarnya, bernada optimistis.

    Ilham menuturkan, untuk mendorong perkembangan ekosistem start-up. Berkarya Institute pun mengadakan pelatihan untuk memetakan ekosistem start-up di Indonesia.

    Apalagi, ditemukan sebuah ekosistem start-up yang dinamis antarkota yang memiliki perbedaan jelas dalam hal demografi pendiri, sebaran industri, kematangan model bisnis, dan skala operasi.

    "Laporan ini memberikan wawasan yang berharga terkait posisi start-up Indonesia serta arah yang dituju," ungkap dia.

    1.000 Start-up

    Sementara itu. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara pernah menyampaikan bahwa program Gerakan Nasional 1.000 Start-up Digital dapat diselesaikan sebelum tahun 2020. Artinya, pada tahun tersebut, ada sekitar 1.000 perusahaan rintisan berbasis teknologi (start-up) yang lahir dan berkembang di Indonesia. Selain itu, program The Next Unicorn Indonesia (NextlCorn) diharapkan bisa menemukan calon potensial yang diinkubasi melalui program Gerakan Nasional 1.000 Start-up Digital.

    Unicorn merupakan sebutan untuk start-up yang terus berkembang dan menjadi perusahaan dengan valuasi minimal USS 1 miliar, atau sekitar Rp 14,4 triliun.

    "Saya akan senang apabila The Next Unicorn Indonesia datang dari program 1.000 startup ini," ungkap Menkominfo, pada satu kesempatan.

    Menurut dia, pemerintah saat ini sangat mendukung bisnis start-up. Karena itu, penggagas yang memulai perusahaan start-up saat ini tidak memerlukan izin, tapi cukup mendaftar secara online saja. Kemudahan ini diberikan dengan tujuan agar anak muda bisa berkreasi dan terus berinovasi dalam menghadapi perkembangan teknologi digital.

    "Start-up kan success rate-nya tidak sampai 5%, belum usaha kok sudah minta izin, kan belum tentu berhasil. Jadi, Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) sudah menerapkan light touch regulation, tidak memperketat dan lebih mempermudah, hanya cukup daftar online dan registrasi," jelasnya.

    Gerakan terciptanya 1.000 start-up pun dilakukan bukan oleh pemerintah saja, melainkan juga ekosistem bidang digital seperti Kibar dan lainnya. Tahun ini, program Gerakan Nasional 1.000 Start-up Digital akan menyasar langsung kepada lima sektor utama yang memiliki peluang inovasi lebih besar, yakni agrikultur, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan logistik. Rapat Kerja Gerakan Nasional 1.000 Start-up Digital 2018 juga telah digelar di Bali untuk menyamakan pandangan dan sasaran, dimulai dari ekspektasi yang ingin dicapai pada tahun ini hingga harapan para pelaku ekosistem digital kepada pemerintah.

    Sebaliknya, ekspektasi dari pemerintah, bagaimana agar program 1.000 start-up dapat selaras dengan program prioritas yang ada di Kemenkominfo, seperti literasi digital, 100 smart city, digitalisasi sektor strategis, dan lainnya. Hadir menjadi peserta rapat kerja tersebut adalah perwakilan Kemenkominfo bersama mitra lokal dari 10 kota di idonesia.

    Sumber Berita: Investor Daily

    Berita Terkait

    Gernas 1.000 Startup Dibuat Lebih Fleksibel

    Gerakan Nasional (Gernas) 1.000 Start-up Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menerapkan format Selengkapnya

    Program Startup Studio Indonesia

    Setelah menginisiasi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital pada 2016 dan Nexticorn pada 2017, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominf Selengkapnya

    Kominfo Gelar Program Bangun Startup untuk Bantu Penanganan Corona

    Kementerian Komunikasi dan Informatika dan platform investasi dan inovasi TechStars bakal menggelar program membangun startup di enam sekto Selengkapnya

    Pemerintah Terus Bangun Infrastruktur Telekomunikasi

    Pemerintah masih akan terus membangun infrastruktur telekomunikasi secara berkelanjutan. Demikian disampaikan Menteri Komunikasi dan Informa Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA