FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    30 07-2018

    11960

    Garis Kemiskinan BPS Sudah di Atas Standar Bank Dunia

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Jakarta, Kominfo - Metode pengukuran garis kemiskinan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) masih lebih tinggi dari rata-rata Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi dan standar Bank Dunia. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjaga stabilitas harga pangan sebagai faktor terbesar pengeluaran masyarakat miskin. 

    "Tingkat garis kemiskinan yang ditetapkan BPS tergolong tinggi karena angka Rp401 ribu adalah angka rata-rata. Seperti di Jakarta nilai garis kemiskinan Rp593 ribu per kapita maka pengeluaran keluarga miskin dengan 4-5 orang mencapai sekira Rp3,1 juta (sedikit di bawah UMR DKI Rp3,6 juta). Adapun nilai garis kemiskinan NTT mencapai Rp354 ribuan atau sekitar Rp2 jutaan ini masih di atas UMR Rp1,7 juta," jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto 

    Demikian disampaikan Suhariyanto dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema "Fakta Penurunan Angka Kemiskinan" bertempat di Ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (30/7/2018).

    Seperti diketahui, pada Maret 2018, BPS mengumumkan bahwa angka kemiskinan Indonesia adalah 9,82%. Untuk pertama kalinya persentase penduduk miskin berada di dalam 1 digit. BPS mencatat, jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2018 adalah 25,95 juta orang. Angka itu menurun, jika dibanding September 2017, yaitu 26,58 juta orang (10,12 persen).

    Untuk bulan Maret 2018, angka rata-rata garis kemiskinan adalah Rp401.220 per kapita per bulan. Angka tersebut lebih tinggi dibanding pada 2017, yang pada semester pertama (Maret) berjumlah Rp361.496 dan Rp 370.910 pada semester kedua 2017. 

    "BPS sejak tahun 1984 sudah melakukan survei jumlah kemiskinan pada bulan Maret dan September. Jadi tidak benar kalau kami melakukan survei saat panen raya," jelas Suhariyanto. 

    Bagaimana BPS menghitung garis kemiskinan? Acuannya adalah dari Bank Dunia. Selama ini lembaga tersebut menghitung angka kemiskinan dari kelompok makanan dan non-makanan bukan berdasarkan nilai tukar US dolar atas rupiah yang sekarang rata-rata Rp14.400 per 1 dolar US. Namun memakai US dolar PPP (Purchasing Power Poverty). Angka konversi US dolar PPP adalah banyaknya rupiah yang dikeluarkan untuk membeli sejumlah barang yang sama setara dengan 1 dolar di Amerika Serikat (sekitar Rp4 ribuan). 

    Dengan demikian, dengan rata-rata garis kemiskinan versi BPS jika dihitung berdasarkan standar kemiskinan ekstrem Bank Dunia sebesar 1,9 US dolar PPP maka jumlahnya sudah mencapai 2,5 US dolar PPP. 

    Kepala BPS menerangkan, faktor yang menyebabkan kemiskinan menurun adalah pertama, tingkat inflasi September 2017–Maret 2018 memang terkendali. Hal kedua rata-rata pengeluaran 40% lapisan ke bawah meningkat selama triwulan 2018 berkat curahan bantuan sosial.

    "Program Beras Sejahtera (Rastra) juga tersalurkan bagus, nilai tukar petani juga di atas 100, meskipun begitu ada hambatan yaitu kenaikan harga beras yang tinggi. Ini sangat berpengaruh karena persentase pengaruh kemiskinan terhadap beras cukup besar. Harga pangan ini yang perlu dijaga," papar Suhariyanto. 

    Namun demikian, Kepala BPS mengingatkan ada PR besar pemerintah bahwa masih ada ketimpangan cukup dalam antara desa dan kota serta ketimpangan antarwilayah atau provinsi. Untuk itu, perlu akselerasi program bantuan sosial dan jaminan sosial dengan pemberdayaan perekonomian masyarakat miskin.

    Turut hadir pula dalam FMB 9 kali ini Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat, dan Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widianto.

    Berita Terkait

    Wapres Sampaikan Tausiah Tentang Hikmah Puasa

    Wapres menyebutkan bahwa hikmah ibadah puasa berikutnya adalah untuk melatih diri menahan hawa nafsu. Sebab, nafsu merupakan salah satu musu Selengkapnya

    Wapres Imbau WNI di Arab Saudi Gunakan Hak Pilihnya

    Wapres mengimbau kepada para WNI agar menggunakan hak pilihnya untuk mendukung suksesnya Pemilu 2024. Selengkapnya

    UMKM dan Pedagang Jadi Pasar Tulang Punggung Ekonomi Nasional

    Menurut Mendag, digitalisasi sebuah keniscayaan sehingga perdagangan perlu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Selengkapnya

    Wapres Tegaskan AI Tidak Bisa Gantikan Ulama Buat Fatwa

    AI ini dinilai tidak bisa menggantikan peran ulama dalam membuat fatwa. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA