FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    13 07-2018

    2266

    Asian Games 2018 manfaatkan Microsoft Azure

    Kategori Sorotan Media | daon001

    Ajang Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang nanti akan menjadi pembuktian Cloud System Azure dari Microsoft.

    Cloud System Azure dari Microsoft telah terpasang di sistem informasi Asian Games 2018 yang disebut AGIS (Asian Games Information System) dengan menggandeng mitra usahanya yaitu PT. Kreatif Dinamika Integrasi.

    Sementara itu penggelaran aplikasi AGIS ke lokasi-lokasi pertandingan (competition venues) maupun pendukung (non-Competition venues) dilakukan atas kerjasama Telkom Indonesia, PT. NEC Indonesia, dan PT. Griya Mitra Persada.

    Sistem ini berpusat pada jaringan cloud di Singapura dengan menggunakan akses dari jaringan milik Telkom. Operator pelat merah ini juga menyediakan sistem koneksi fibre-optic baik yang jalur utama maupun rendundant-nya.

    Microsoft melalui Azure diyakni memiliki kemampuan dalam menyediakan cloud-system untuk penanganan trafik data beserta diseminasi informasi secara sistematis dan handal.Microsoft Azure memiliki keunggulan disemua lini terkait manajemen data. Mengingat penggunaan Cloud-System adalah yang pertama kali dalam sejarah Asian Games, maka keberhasilan dalam penyelenggaraan sistem ini bagi Asian Games di Indonesia merupakan tanggung jawab yang besar bagi Microsoft Azure.

    Sedangkan NEC memiliki tanggung jawab untuk melakukan integrasi AGIS (Astra Graphia Information System) antara perangkat keras oleh HP (Hawlett Packard) dan jaringan telekomunikasi yang disediakan oleh Telkom.

    Integrasi ini dilakukan pada venue yang terkait langsung dengan penyelenggaraan kompetisi olah raga (competition venue) dan dengan venue yang tidak terkait (non-competition venue). Contoh non-competition venue adalah hotel ataupun wisma atlet dan media center.

    Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) dalam siaran pers (10/7)  menyatakan siap mendukung Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) dengan mengerahkan relawan TI untuk mengamankan sistem informasi itu.

    FTII merupakan organisasi yang beranggotakan asosiasi-asosiasi industri teknologi informasi, antara lain APKOMINDO (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia), ASPILUKI (Asosiasi Piranti Lunak Indonesia),  APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), ASSI (Asosiasi Satelit Indonesia), ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia), AOSI (Asosiasi Open Source Indonesia), IdEA (Indonesia E-commerce Association), ACCI (Asosiasi Cloud Computing Indonesia), KKI (Komunitas Keamanan Informasi) dan lain-lain.

    “Kontribusi nyata FTII dalam Asian Games 2018 adalah memberikan bantuan tenaga ahli sebagai relawan dalam melakukan uji-coba sistem dan pelatihan - menjelang dan selama penyelenggaraan Asian Games 2018,” ungkap Ketua Umum FTII, Sylvia W. Sumarlin dalam keterangan pers (10/7).

    Sylvia menambahkan meskipun komunitas TI memberikan kontribusi keahliannya, namun INASGOC memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh untuk pengoperasian sistem informasi AGIS yang dioperasiakan SICC. INASGOC menerapkan standard yang telah ditetapkan oleh OCA (Olympic Council of Asia)."

    Untuk memastikan setiap data akurat, cepat dan mudah dibaca dan dipahami oleh negara-negara peserta Asian Games maka setiap mitra-mitra INASGOC dituntut untuk menerapkan standard-standard industri dalam menangani data dan mengikuti standard-standard yang telah ditetapkan oleh OCA (Olympic Council of Asia) termasuk istilah/kode yang berlaku di Asian Games

    Menkominfo  Rudiantara, menambahkan  telah membentuk Tim IT Asian Games yang terdiri dari 27 tenaga ahli yang berasal dari berbagai asosiasi dan komunitas IT tersebut.

    Tenaga Ahli ini ditugaskan untuk menunjang kegiatan pada Information Technology & Telecommunication Department (ITTD Asian Games).  Kominfo juga bekerjasama dengan BPPT & BPKP dalam memberikan pendampingan terhadap pelaksanaan IT Review atas implementasi IT yang telah dilakukan.

    "Keamanan data menjadi perhatian penting selain soal distribusinya yang masif pada saat pelaksanaan. Untuk itu panitia melibatkan pilar penting dengan reputasi internasional yakni Ssyangyong Information Communication Corp (SICC), TISSOT, Microsoft dan NEC," ujar  Wakil Ketua INASGOC Sjafrie Sjamsoeddin.

    SICC dari Korea Selatan adalah pihak yang ditunjuk resmi oleh Olympic Council of Asia (OCA) untuk menggelar sistem informasi Asian Games 2018 yang disebut AGIS (Asian Games Information System).

    Sementara TISSOT adalah perusahaan jam tangan Swiss yang selama ini mendukung terlaksananya sistem scoring di berbagai kompetisi internasional, termasuk Asian Games. Akurasi dan kepastian hasil pertandingan secara live merupakan tanggung jawab TISSOT sebagai penentu atau dasar pemenangan bagi para juri olahraga.

    Sumber Berita : www.indotelko.com

    Berita Terkait

    Kominfo Ajak Manfaatkan Medsos Untuk Bela Negara

    Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak warga yang tinggal di perbatasan, termasuk Kota Batam Kepulauan Riau, memanfaatkan media sos Selengkapnya

    Perhatian Gamers! Kominfo Kaji Pembatasan Waktu Main PUBG

    Jakarta, CNBC Indonesia - Dirjen Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Semuel Abrijani menga Selengkapnya

    Kominfo Bakal Sontek Penuh Silabus Microsoft

    Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan akan fokus ke kesiapan talenta digital lokal, konektivitas jaringan in Selengkapnya

    Pilpres 2019, Menkominfo Rapatkan Barisan dengan Google Cs

    Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengumpulkan para perusahaan teknologi, di mana mayorita Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA