FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    26 04-2018

    4443

    Ancam Persatuan, Ini Tips dan Cara Polri Kenali Berita Hoax

    Kategori Sorotan Media | daon001
    Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, imbas dari berita hoax juga bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sejak 2015 lalu, pihaknya sudah secara serius menghadapi persoalan hoax ini. (Antara/Rivan Awal Lingga/RT

    Jakarta, Gatra.com - Pemberitaan palsu alias hoax merupakan salah satu bentuk ancaman yang harus dihadapi serius oleh masyarakat Indonesia. Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, beredarnya konten informasi hoax juga tak ingin ketinggalan.  Bentuk hoax juga bermacam-macam, seperti kalimat berisi berita yang telah diputarbalikkan dari fakta ataupun berupa gambar-gambar yang telah didesain ulang dari gambar aslinya. 

    Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, imbas dari berita hoax juga bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sejak 2015 lalu, pihaknya sudah secara serius menghadapi persoalan hoax ini. "Hoax dampaknya luar biasa, menimbulkan perpecahan bahkan perperangan. Polri sudah berupaya mengantisipasi sejak 2015. Polri serius mengahadapi persoalan Hoax," katanya di Jakarta, Selasa (24/4).

    Kasubnit V Subdit III Direktorat Siber Polri, AKP (Pol) Bayu Hernanto menambahkan, konten berita hoax belakangan ini rupanya menyerbu sektor pangan, mulai dari beras palsu sampai beredarnya telor palsu. Imbasnya, omset telur dipasaran menurun drastis.  “Beredar viralnya Isu Hoax terkait telur palsu, ternyata membawa dampak besar. Omzet telur di pasaran, baik dari sisi peternak maupun pedagang menurun hingga 40 persen,” kata Bayu.

    Sebagai antisipasi dan kehati-hatian menghadapi hoax di sosial media, ada beberapa ciri hoax yang hendaknya dikenali masyarakat. Pertama, sambung Bayu, berita tersebut menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan (fear arousing), sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi (whispered propaganda), pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah (one-sided),  serta mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal. (transfer device).

    Selain itu, berita hoax kerap memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat (plain folks), judul dan pengantarnya profokatif dan tidak cocok dengan isinya, memberi penjulukan (name calling) serta Mmenggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya nampak ilmiah dan dipercaya (card stacking).  “Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal. Media yang tidak jelas alamat dan susunan redaksi,” tambah dia. 

    Direktur Layanan informasi Internasional, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selamatta Sembiring menyebutkan, beredarnya berita-berita hoax memang sangat penting di antisipasi. 

    Apalagi dengan data penggunaan digital di Indonesia yang cukup masif. Dari populasi penduduk sekitar 265,4 juta, sekitar 132,7 juta penduduk merupakan pengguna internet. Kemudian untuk pengguna aktif media sosial sekitar 130 juta, pengguna handphone sekitar 177,9 juta, dan pengguna aktif media sosial di handphone sekitar 120 juta. 

    Beberapa media sosial dan komunikasi favorit di Indonesia yaitu Youtube sekitar 43%, Facebook sekitar 41%, Whatsapp 40%, Instagram 38%, Line 33%, BBM 28%, Twitter 27%, google+ 25%, FB Messenger 24%, Linkedin 16%, Skype 15%, dan Wechat 14%. 

    “Fakta dan data kebiasaan orang Indonesia, 4 dari 10 aktif di media sosial, 60% tak punya rekening tabungan tapi 85% punya ponsel. Orang Indonesia bisa hidup tanpa ponsel paling lama 7 menit. Orang Indonesia mengakses internet rata-rata 8-11 jam sehari. Kemudian minat baca berada di peringkat ke-60 dari 61 negara,” tegas dia. 

    Sumber berita : Gatra.Com

    Berita Terkait

    Pemilih Cerdas, Sehat, dan Damai: Kunci Keberhasilan Pemilihan Serentak 2020

    Pemilihan Serentak 2020 akan dilaksanakan di 270 tempat terdiri dari 9 Provinsi, 224 Kabupaten dan 37 Kota pada 9 Desember 2020. Sebelumnya, Selengkapnya

    Pemilih Cerdas, Sehat, dan Damai: Kunci Keberhasilan Pemilihan Serentak 2020

    Pemilihan Serentak 2020 akan dilaksanakan di 270 tempat terdiri dari 9 Provinsi, 224 Kabupaten dan 37 Kota pada 9 Desember 2020. Sebelumnya, Selengkapnya

    Kominfo ajak ratusan pelajar Bali perangi hoaks corona

    Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak ratusan pelajar SMP dan SMA/SMK di Denpasar, Bali, untuk "berperang" melawan berbagai berita Selengkapnya

    Peran Penting IoT untuk Industri dan Pemerintah Indonesia

    Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya menilai peran Internet of Things (IoT) sangat penting untuk industri dan juga peme Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA