FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    22 01-2018

    1598

    Tangkal Hoaks, Masyarakat Adat Gumantar Belajar Melek Media

    Kategori Sorotan Media | Winda Ferrissa
    Lombok Utara, Kompas.com-Masyarakat Adat Desa Gumantar, mengikuti pelatihan media untuk menangkal hoax .(kompas.com/fitri)

    LOMBOK UTARA, KOMPAS.com - Puluhan masyarakat adat Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, mulai melatih diri mengambil beberapa foto dan video.

    Di antara mereka bahkan belajar mewawancari sejumlah orang di Desa Adat.

    “Ini adalah pelatihan yang akan membuat mereka melek media, kita ingin anak anak muda ini siap menghadapi arus berita bohong, termasuk berita yang keliru mempersepsikan mereka selaku masyarakat adat, ” kata Dwi Sudarsono, Direktur Samanta, Lembaga yang eksis mengadvokasi masyarakat Adat Dan Lingkungan, Minggu (21/1).

    Sepanjang Sabtu lalu, puluhan anak anak muda di Desa Adat Gumantar ini, dilatih mengenal jurnalistik, mengenal fotografi dan video jurnalistik, mereka juga diberikan pemahaman soal kode etik jurnalistik.

    Selain agar siap menjadi jurnalis warga, mereka juga melek media dan anti menyebar hoaks serta tak mudah terjebak berita berita hoaks.

    “Hari ini saatnya mereka praktek sederhana, dari teori yang diberikan kawan kawan AJI Mataram, dan kami masih akan memberikan pemahaman soal media dan UU ITE pada mereka, apalagi Mentri Kominfo sudah menebar sosialisasi soal anti hoaks, masyarakat adat juga punya hak untuk itu” katanya.

    Menariknya peserta mengikuti pelatihan di sekenem, sejenis gazebo khas lombok yang ukuran lebih besar dari gazebo biasa, berukuran 3x5 meter. Sekenem biasanya digunakan untuk gundem atau rapat adat.

    Mardiawan, salah seorang peserta mengaku ingin tahu banyak soal media, karena ingin menuliskan soal Wetu Telu yang selama ini salah dipersepsikan oleh masyarakat di luar masyarakat adat.

    “Kami terus terang sedih ketika media media yang ada selama ini, banyak yang salah membahasakan soal Wetu Telu, nah kami ingin menuliskan sendiri dengan cara yang benar” Kata Murdiawan.

    Sebagian pemuda mengaku selama ini harus menghadapi anggapan orang yang salah menghadapi kesalahfahaman soal Wete Telu.

    “Mereka selalu menganggap Wetu Telu sebagai agama. Wetu Telu adalah budaya leluhur kami, kami diajarkan cara hidup dan menjaga alam,” katanya.

    Sebagian peserta adalah anak anak masyarakat adat Desa Gumantar, mereka berharap melalui pelatihan media, akan dapat menuliskan berita berita baik dan meluruskan kesalahan persepsi tentang budaya wetu telu di sejumlah desa adat di Lombok Utara.

    Pelatihan media di Desa Adat Gumantar akan dilanjutkan 3 bulan kedepan, dengan praktek membuat gagasan liputan jurnalis warga yang memberikan informasi dan pelajaran penting, agar masyatakat melek media dan menghindari hoaks atau berita berita bohong.

    Sumber : http://regional.kompas.com/read/2018/01/21/09593301/tangkal-hoaks-masyarakat-adat-gumantar-belajar-melek-media

    Berita Terkait

    Kominfo Ajak Masyarakat Sebar Pesan Positif Hadapi Pandemi Covid-19

    Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak seluruh masyarakat di Tanah Air untuk terus menebarkan pesan-pesan positif terkait Covid-19 Selengkapnya

    Kominfo Ajak Masyarakat Berjuang Putus Mata Rantai Penyebaran Covid-19

    Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap berjuang bersama pemerintah dalam memutus mata rant Selengkapnya

    Kominfo Ajak Manfaatkan Medsos Untuk Bela Negara

    Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak warga yang tinggal di perbatasan, termasuk Kota Batam Kepulauan Riau, memanfaatkan media sos Selengkapnya

    Kominfo Gandeng Komunitas Masyarakat untuk Deradikalisasi

    Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Niken Widiastuti mengatakan Kominfo telah bekerjasama dengan berbagai k Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA