FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    19 10-2017

    14406

    Kuliner, Kriya dan Fashion, Penyumbang Terbesar Ekonomi Kreatif

    Kategori Berita Kominfo | noor.iza
    Menteri Pariwisata Arief Yahya, Staf Khusus Presiden Johan Budi S. P., Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Kepala Bekraf Triawan Munaf di Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9, Selasa (17/10) - (jpp.go.id)

    Jakarta, Kominfo - Sektor ekonomia kreatif, terbukti bisa sumber dan kekuatan ekonomi baru. Di tengah melambatnya harga komoditas dan bahan mentah secara global, sektor ekonomi kreatif, memberikan sumbangan yang positif bagi perekonomian Indonesia. 

    "Di masa depan, ekonomi tidak semata-mata,  bergantung pada sumber daya alam mentah," tegas Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf  dalam acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 khusus  3 Tahun Jokowi-JK di Kantor Staf Presiden, Selasa, 17/10/2017. Hadir dalam kegiatan tersebut Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.

    Tugas ekonomi kreatif adalah memberikan nilai tambah. Sehingga dapat menghasilkan produk yang bernilai tinggi dan berkontribusi besar pada perekonomian.

    Berdasarkan data terakhir, dalam catatan Triawan Munaf, ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 7,38 persen terhadap total perekonomian nasional dengan total PDB sekitar Rp. 852,24 Triliun.

    "Dari total kontribusi tersebut, sub-sektor kuliner, kriya dan fashion memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi kreatif," jelas Triawan.

    Tercatat sub-sektor Kuliner berkontribusi sebesar 41,69%, disusul sub-sektor Fashion sebesar 18,15% dan Kriya sebesar 15,70%. Kepala Bekref juga menambahkan bahwa terdapat sekitar empat sub-sektor yang juga sangat potensial menjadi kekuatan ekonomi baru  yakni Film, Musik, Art dan Game (Animasi). 

    Empat sub-sektor ini tercatat mengalami pertumbuhan paling pesat, yakni Film mencatatkan pertumbuhan sekitar 10,28%, Musik 7,26%, Art/Arsitektur 6,62% dan Game tumbuh sekitar 6,68%.

    Namun Triawan menyampaikan ada beberapa hambatan dan kendala dalam pengembangan ekonomi kreatif ini, terutama terkendala oleh ekosistem bisnis dan investasi.

    Menurutnya, ekosistem bisnis nasional belum mendukung dalam proses pengembangan ekonomi kreatif, terutama dalam hal infrastruktur untuk menunjang kegiatan kreatif para pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat.

    Kedua, menurutnya, banyak sektor ekonomi kreatif yang masih masuk dalam daftar negatif investasi, terutama untuk investasi asing. Padahal menurutnya adanya investasi masuk berperan penting untuk menunjang minimnya infrastuktur dan teknologi dalam negeri.

    “Kita bisa bekerja sama, menjalin co-production, dari sini kita bisa mengembangkan film nasional misalnya. Itu bisa membantu dan positif untuk perekonomian”, katanya

    Namun Triawan mengaku Badan Ekonomi Kreatif masih terus melakukan upaya untuk mengembangkan sektor kreatif di Tanah Air. Terutama dalam hal ketersediaan data dan informasi statistik yang menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan serta keputusan, baik bagi pemerintah maupun pelaku ekonomi kreatif (jun)

     

    Sumber

    Berita Terkait

    Kominfo Musnahkan Hasil Penertiban Alat dan Perangkat Telekomunikasi

    Tujuan pemusnahan barang untuk memberi kepastian hukum. Selengkapnya

    Kominfo Serahkan Donasi untuk Korban Gempa Bumi Cianjur

    Donasi yang dikumpulkan sivitas Kementerian Kominfo itu ditujukan untuk membantu meringankan penderitaan korban gempabumi Cianjur Jawa Barat Selengkapnya

    Bali Digital Fashion Week 2022 Jadi Terobosan Baru Industri Fesyen Indonesia

    Digital fesyen di Indonesia semakin berkembang, diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi dan lingkungan Selengkapnya

    Menteri Johnny Akan Pimpin Pertemuan Menteri Ekonomi Digital G20

    Menteri Johnny juga menjadwalkan agenda pertemuan bilateral dengan negara anggota G20 sebelum pertemuan DEMM berlangsung. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA