Jaga Kondusifitas, Menko Polhukam Imbau Media Cegah Sebar Hoaks
Pemerintah terus berkoordinasi untuk melakukan langkah antisipasi pengamanan di bidang informasi dan komunikasi pasca pemungutan suara Pemil Selengkapnya
Jakarta, Kominfo - Sektor pariwisata nasional kini menjadi primadona baru bagi pembangunan nasional. Sumbangan devisa maupun penyerapan tenaga kerja dalam sektor ini amat signifikan bagi devisa negara. Bahkan, diperkirakan pada tahun 2019 sudah mengalahkan pemasukan devisa dari industri kelapa sawit (CPO).
Hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika memaparkan Kinerja Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK bertajuk "Pembangunan Ekonomi Baru dan Peningkatan Produktivitas untuk Menunjang Pemerataan" dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Kantor Staf Presiden Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Penjelasan soal ini juga dipaparkan oleh Menko Perekonomian Arief Yahya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
"Presiden Jokowi sudah menyadari dan meminta agar pariwisata menjadi sektor unggulan terbesar nasional," jelas Menpar Arief.
Arief menjelaskan dari hasil riset World Bank 2016, sektor pariwisata adalah penyumbang yang paling mudah untuk devisa dan pendapatan domestik bruton (PDB) suatu negara. Pasalnya, dampak turunan dari investasi di sektor pariwisata terhadap PDB memang amat besar.
"Untuk Indonesia, pariwisata sebagai penyumbang PDB, devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah."
Pemerintah terus berkoordinasi untuk melakukan langkah antisipasi pengamanan di bidang informasi dan komunikasi pasca pemungutan suara Pemil Selengkapnya
Menparekraf menjelaskan berbagai upaya dilakukan dalam mendukung pengembangan parekraf berkelanjutan. Selengkapnya
Kepala Negara menjelaskan bahwa pembangunan PLTS tersebut merupakan hasil kerja sama antarkementerian bersama PLN, serta kolaborasi dengan p Selengkapnya
BSSN mencatat bahwa dalam tiga tahun terakhir, ancaman siber masih terus mengintai Indonesia, dimana sekitar 42—62% dilakukan oleh malware Selengkapnya