Wabah Pneumonia Cina Varian Baru Covid-19, Awas Hoaks!
Faktanya, klaim yang beredar tersebut tidak benar. Selengkapnya
Jakarta, Kominfo – Beredar unggahan dalam media sosial Facebook yang menyebutkan, kandungan Luciferase dalam vaksin memiliki barcode sebagai alat pelacak manusia.
Konon, konten itu memuat klaim bahwa vaksin Corona yang beredar saat ini mengandung enzim Luciferase, secara spesifik disebut berada dalam vaksin Moderna.
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari kumparan.com, menurut daftar bahan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), enzim Luciferase tidak ditemukan dalam vaksin Moderna atau vaksin Corona yang beredar saat ini.
Luciferase adalah enzim yang menghasilkan cahaya dan ditemukan pada organisme seperti kunang-kunang dan mikroorganisme laut bercahaya.
Mengutip laporan USA Today, enzim tersebut pernah digunakan dalam penelitian Covid-19 karena kemampuannya menghasilkan cahaya yang membantu peneliti melacak bagaimana virus dan vaksin berinteraksi dengan sel.
Misalnya, para ilmuwan di University of Texas Medical Branch di Galveston menggunakan enzim Luciferase untuk mempercepat pengembangan vaksin dan pengujian diagnostik.
Selain itu, klaim vaksin Corona memiliki barcode sebagai alat pelacak manusia adalah hoaks. Barcode dipasang pada botol vaksin Covid-19 sebagai langkah antisipasi beredarnya produk vaksin Corona tiruan atau palsu di masyarakat.
Berikut laporan hoaks, disinformasi dan misinformasi yang telah diidentifikasi oleh Tim AIS Kementerian Kominfo, Jumat (30/04/2021):
Faktanya, klaim yang beredar tersebut tidak benar. Selengkapnya
Komisioner Komisi Pemilihan Umum August Mellaz membantah gambar tersebut dikeluarkan lembaganya. Selengkapnya
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari kompas.com ternyata klaim itu keliru. Selengkapnya
Konon, unggahan itu disertai keterangan vaksin Covid-19 dan autisme memiliki hubungan kausalitas. Selengkapnya