FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    20 04-2021

    5577

    Pemerintah Akan Dorong Pemanfaatan Sumber Energi Baru Terbarukan untuk Kurangi Emisi

    Kategori Berita Pemerintahan | doni003

    Jakarta, Kominfo - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, yang juga Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN) menerangkan urgensi dan rencana terkait pemanfaatan sumber-sumber energi baru terbarukan di Indonesia untuk mengurangi emisi.

    Hal itu disampaikannya saat memberikan keterangan bersama Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro selepas mengikuti Sidang Paripurna DEN yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo selaku Ketua DEN, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (20/04/2021).

    “Dengan perkembangan saat ini, terkait dengan target-target pengurangan emisi, maka Indonesia perlu mengantisipasinya untuk bisa mendorong pemanfaatan sumber-sumber energi baru terbarukan sebagai bauran energi nasional kita untuk mengurangi emisi,” ujar Arifin Tasrif.

    Untuk itu, akan dibuat suatu rencana di mana pada tahun 2025 mendatang pemanfaatan energi baru terbarukan akan mencapai 24 ribu megawatt. Sementara pada tahun 2035, pemanfaatan tersebut akan ditingkatkan menjadi 38 ribu megawatt.

    Selain itu, Arifin Tasrif menyampaikan bahwa untuk melakukan program hilirisasi dari produk-produk batu bara, maka sejumlah infrastruktur terkait harus dapat diselesaikan. Utamanya infrastruktur yang berkaitan dengan listrik karena pemerintah ingin mencapai target 100 persen elektrifikasi sehingga seluruh masyarakat mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pasokan listrik.

    “Demikian pula untuk bahan bakar minyak dengan program BBM Satu Harga, ke depannya kita harapkan bisa dinikmati oleh masyarakat dan bisa membangkitkan ekonomi kerakyatan di daerah-daerah tersebut,” imbuhnya.

    Lebih jauh, Menteri ESDM mengungkap bahwa dalam Sidang Paripurna DEN tersebut, Presiden Joko Widodo memberi arahan agar DEN dapat melihat momentum dan mengambil kesempatan di tengah pandemi ini untuk dapat maju ke arah ekonomi hijau. Saat ini, semua negara maju sudah menuju arah ekonomi hijau tersebut untuk mengurangi kerusakan lingkungan.

    “Diharapkan bahwa strategi yang disusun nanti harus berorientasi visioner dan implementasinya harus secara konsisten dilaksanakan,” tandasnya.

    Lima Prioritas Riset Nasional

    Inovasi dan kesiapan teknologi sangat dibutuhkan untuk bisa memastikan ketersediaan energi sekaligus mengubah komposisi energi nasional menjadi lebih condong kepada energi baru terbarukan. Untuk itu, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional telah mencanangkan beberapa kegiatan terkait energi baru dan terbarukan di dalam prioritas riset nasional 2020-2024.

    “Tentunya target akhirnya pada 2024 kita bisa mendapatkan peningkatan dari energi baru terbarukan dalam energi mix nasional,” ujar Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro.

    Menristek memaparkan lima kegiatan utama di dalam prioritas riset nasional yang terkait dengan energi baru dan terbarukan. Pertama, bahan bakar nabati yang berasal dari kelapa sawit di mana idenya adalah Indonesia bisa menghasilkan bahan bakar baik bensin, diesel, avtur, 100 persen berasal dari bahan baku kelapa sawit.

    “Saat ini dengan menggunakan katalis yang dikembangkan di ITB kita sudah melakukan uji coba di kilang Pertamina sehingga harapannya tidak lama lagi kita bisa masuk pada skala produksi. Tujuan akhirnya adalah untuk bisa kita mengurangi impor dari BBM itu sendiri,” jelasnya.

    Kedua, biogas yang banyak dipakai terutama perkebunan sawit. Biogas ini akan menjadi alternatif yang terbaik untuk penyediaan listrik di tempat-tempat relatif terpencil. Menurut Menristek, saat ini teknologinya sudah dikembangkan di beberapa tempat dan harapannya bisa dipakai secara luas.

    Ketiga, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) skala kecil. Seperti diketahui, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kandungan panas bumi terbesar di dunia. Namun, pemanfaatan panas bumi tersebut masih belum maksimal. Menurut Menristek, salah satu kendalanya adalah nilai investasi yang sangat mahal pada pembangkit dengan skala yang besar.

    “Oleh karena itu kami mengembangkan PLTP skala kecil yang mudah-mudahan bisa dikembangkan di berbagai daerah yang punya kandungan panas bumi sehingga listrik yang dihasilkan akan bermanfaat bagi daerah sekitarnya,” imbuhnya.

    Keempat, baterai listrik. Indonesia tengah mengembangkan baterai litium dan teknologi fast charging untuk keperluan kendaraan listrik, juga teknologi battery swapping. Menristek berharap teknologi tersebut sudah siap dipakai dan dikembangkan ketika kendaraan listrik sudah mulai dipromosikan.

    “Dengan teknologi seperti itu kita harapkan nantinya ketika kendaraan listrik mulai dipromosikan sebagai komitmen kita mengurangi emisi maka teknologi itu sudah siap pakai dan bisa dikembangkan di Indonesia,” katanya.

    Kelima, pemerintah tetap menjaga pengembangan teknologi nuklir. Menristek memandang, bagaimanapun Indonesia harus memastikan listrik yang memadai ketika Indonesia ekonominya semakin tumbuh ke depannya.

    “Untuk memastikan listrik memadai tentunya kita pada satu sisi kita harus comply pada Paris Agreement. Bagaimanapun kesiapan teknologi nuklir harus terus dijaga, terutama dari unsur keselamatannya baik lokasi maupun teknologi yang menjamin keselamatan dari teknologi nuklir tersebut,” jelasnya.

    Dalam kerangka Paris Agreement dan green economy yang diinginkan oleh Presiden, Kemenristek/BRIN juga mengembangkan penelitian berbasis ekonomi sirkuler. Menristek mengatakan, ekonomi selama ini bersifat linier di mana limbahnya tidak terurus dan menjadi beban. Dengan ekonomi sirkuler, limbah yang muncul dari kegiatan ekonomi akan diolah kembali.

    Menurut Menristek, limbah tersebut bisa diolah menjadi bahan lain maupun energi melalui pembangkit listrik berbasis sampah. Teknologi pengolahan sampah ini harus terus dikembangkan dengan memperhatikan berbagai jenis sampah yang muncul di berbagai tempat di Indonesia.

    “Kita harapkan kota-kota besar di Indonesia bisa segera menerapkan bahwa untuk pengolahan sampah selain cara-cara tradisional mereka harus mulai mengembangkan pembangkit listrik berbasis sampah tersebut. Sehingga dengan satu aktivitas seperti ini kita bisa mencapai dua tujuan, yaitu tujuan untuk kebersihan lingkungan dan penyediaan energi yang bersifat terbarukan,” tandasnya.

    Berita Terkait

    Pemerintah Dukung Pembentukan Ekosistem Startup di Kawasan IKN

    Untuk memperkuat digitalisasi yang menjadi bagian penting dari ekosistem startup, Kemenparekraf telah mempersiapkan berbagai program yang di Selengkapnya

    Pemerintah Siapkan Pemindahan ASN Hingga Digitalisasi di IKN

    Penerapan smart city di IKN menjadi kesempatan yang tepat untuk mengakselerasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Selengkapnya

    Wapres: Optimalkan Program Percepatan Penurunan Stunting!

    Wapres mengingatkan bahwa target tahun ini akan dapat dicapai apabila semua pihak lebih bersungguh-sungguh menjalankan program penurunan stu Selengkapnya

    Pemerintah Siapkan Desa Wisata Topang Pembangunan di IKN

    Sektor pariwisata di IKN mempunya prospek cerah untuk terus berkembang karena turut ditopang oleh daerah-daerah sekitar yang telah mapan sep Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA